Sumber: Youtube.com |
Ini
tentang hikmah atau pelajaran yang dapat kuambil dari film India yang berjudul
PINK. Film yang dibintangi oleh Amita Bachan itu sungguh menamparku sebagai
lelaki. Film itu sangat layak bahkan harus ditonton oleh para lelaki yang kerap
memandang perempuan sebagai objek dan manusia kelas dua. Setidaknya, ada
kebenaran—yang dulu tabu untuk diakui sebagai kebenaran karena status perempuan
yang kerap menjadi korban—yang diungkap dengan baik dan sangat dalam.
Film
itu bercerita tentang tiga perempuan yang harus menghadapi proses peradilan
karena salah seorang dari mereka telah membenturkan botol minuman ke seorang
pria yang baru mereka kenal. Perempuan biasa ini awalnya pesimis bisa menang di
pengadilan. Tapi, berkat jasa seorang pengacara tua yang tidak meminta bayaran,
mereka mulai punya harapan. Pasang surut usaha mereka tempuh dengan tangis,
tapi berupaya terus jujur. Sampai pada puncak persidangan, film itu malah
semakin menarik untuk terus disimak.
'Tidak'
bukan sekadar kata. 'Tidak' adalah kalimat lengkap. Ia tidak membutuhkan
penjelasan lebih lanjut. Saat seseorang berkata tidak, yang lain harusnya
menyadari bahwa 'tidak' adalah tidak. Walau ucapan itu keluar dari seorang
kenalan, teman dekat, pacar, PSK, bahkan istri sendiri, 'tidak' artinya adalah
tidak. Saat anda mendengar seseorang mengucapkannya, maka anda harus berhenti.
Demikianlah
kesimpulan dari pembelaan sang pengacara kepada tiga klien perempuannya yang dituduh melakukan percobaan pembunuhan,
pemerasan, dan prostitusi. Ada sekian banyak bukti yang diajukan, tapi
kesimpulan ini mematahkan seluruh tuntutan. Sungguh logis, terlebih di era
sekarang di manar hukum tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan.
Bagaimana
mungkin seorang gadis akan melakukan percobaan pembunuhan padahal disaat yang
sama ia mengatakan 'tidak' kepada pria tersebut. Dalam hukum, tindakan gadis
itu hanya dapat diterima sebagai pembelaan terpaksa (overmacht). Pria yang melaporkan
gadis itu mencoba menyentuh bagian yang tidak semestinya disentuh. Bahkan ia
melakukannya dengan cara yang menjijikkan. Gadis itu menolak dengan berkata
'tidak'. Tapi, pria itu memaksa dan mencoba memerkosa. Itulah kejadian yang
sebenarnya.
Adalah
wajar dan patut dibenarkan tindakan si gadis yang membenturkan botol minuman
tepat ke bagian kepala si pria. Bahkan, kalau pria itu mati, si gadis tetap
tidak bersalah karena ia sedang membela diri dari keganasan pria picik dan
bejat seperti pelapor. Tidak adalah tidak. Seharusnya semua orang bebas
menentukan sikapnya, apakah ia mau melayani atau tidak. Jika “tidak” adalah
pilihannya, maka memaksanya untuk mau atau mengatakan “ya” adalah pemerkosaan.
______________________________________________________________________
#India #Bollywood #Movie #Film #AmithaBachan #Recommended#FilmHukum #CaseStudy #CaseofLaw #CaseFilm #Keren #BestFilm#FeminismPerspektive #Perempuan #LakilakiBaru #PINK