![]() |
Sumber: https://www.wattpad.com/ |
Aku Mencintaimu, Bukan Memilikimu.
Setelah kupertimbangkan, akhirnya aku sampai pada satu
kesimpulan bahwa kau bukan milikku. Rasanya terlalu mulia dirimu untuk sekadar
dimiliki. Sebab kau lebih pantas untuk kucintai.
"Memiliki" mungkin punya arti yang baik,
namun tetap saja punya makna yang negatif. Kenetralannya justru menempatkanmu
pada dua kemungkinan itu. Dan bagiku, kau harus pada tempat yang mulia, di
sampingku; setara denganku.
Tidak kubiarkan kemungkinan lain menghampirimu. Dan
mencintai adalah kata yang tepat untuk maksud baikku. Berbeda halnya jika kau
kumiliki. Ya, karena "memiliki" bisa saja membuatku berlaku kasar,
semena-mena, dan tidak hormat padamu.
"Memiliki" menempatkanmu layaknya barang.
Saat kau kunikahi, kau seakan kubeli dari ayah dan ibumu. Mahar menjadi
bayaran. Dan pada akhirnya, kau jadi milikku. Sepenuhnya kau harus taat padaku.
Bahkan, segala keinginanmu, harus lewat izinku.
Tapi, apa iya kau adalah barang? Apa benar kau kubeli?
Tidak. Itu tidak benar. Mahar yang kuberikan tak lain sebagai hadiah. Sebab,
dulu, perempuan bahkan bisa diwariskan. Lelaki jahiliyah dahulu bisa sesukanya
kepada perempuan.
Lalu semua itu berubah. Sedikit demi sedikit derajatmu
dinaikkan. Di beberapa hal, kau bahkan dilebihkan. Tujuannya untuk mempercepat
terciptanya kesamaan atau kesetaraan. Sebab prinsipnya, kita ini sama (equal),
apapun jenis kita.
Jadi, maafkan aku karena aku tidak bisa memilikimu.
Aku hanya ingin mencintaimu. Dengan cinta, aku berharap bisa terus bersama,
saling menghormati, berbagi, berdiskusi, dan tidak ada yang lebih tinggi. Aku
bahkan akan mendengar perintah baik darimu, pun sebaliknya.
Jika permintaanku itu buruk bagimu, abaikanlah. Sebab,
seotoriter apapun aku, bahkan jika perintah itu berasal dari penguasa yang
punya kekuatan, maka kaidahnya adalah, "Tidak ada ketaatan pada keburukan
(ma'shiat pada Allah)".
Lalu apa arti menikah bagiku? Menikah adalah sarana
terbaik dan paling complete untuk mencintai. Dengan menikah, apa-apa menjadi
ibadah. Artinya, segala larangan (dosa) atau yang dianggap nafsu, setelah nikah
menjadi perintah (pahala) yang dianggap cinta. Ya, menikah bagiku adalah
mencintai, bukan transaksi jual beli.
Dengan begitu, setelah restu keluargamu ku dapat, kau
akan tetap jadi dirimu seutuhnya; tetap jadi anak dari ayah dan ibumu, kakak
atau adik dari saudarimu, atau tetap menjadi teman dari kerabat laki-laki dan
perempuanmu. Tidak ingin aku jadikan pernikahan sebagai penjara yang
menghalangimu mencintai atau dicintai oleh orang lain. Tidak, akuaku tidak akan
membenarkan itu.